BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar belakang
Indonesia adalah Negara yang terdiri dari berbagai pulau sehingga tercipta bermacam-macam budaya serta adat istiadat yang mengandung faham yang berbeda pula. Begitu juga jika kita melihat kota Gresik sebagai kota santri yang kental dengan faham kereligiusannya.
Adat istiadat yang menurut sejarah dibawakan oleh para Wali berpengaruh pesat dikehidupan masyarakat. Dewasa ini budaya kota tersebut kian luntur dengan era globalisasi yang berkembang. Meski demikian, kami akan tetap mengupas seputar adat istiadat kota ini guna sedikit banyak harapan kami untuk tetap melestarikan budaya-budaya yang terkandung dalam ungkapan “Gresik kota Santri”.
Secara geografis kota Gresik itu terletak di semenanjung pantai utara. Gresik juga merupakan salah satu kota yang letaknya sangat strategis untuk usaha perindustrian. Oleh karena itu, banyak para pengusaha yang membangun pabrik di wilayah Gresik. Sehingga sekarang ini Gresik disebut kota industry. Akan tetapi MUI, organiasai ke agamanaan dan pemkab Gresik, telah membangun kerjasama secara sinergi dalam mempertegas Gresik kota santri dan Gresik Kota Industri. (kabupaten gresik, Jumat, 07 Januari 2011).
I.2 Rumusan Masalah
a. Sejarah singkat Kota Gresik
b. Budaya-budaya yang melekat pada masyarakat Gresik
c. Gresik Kota Santri
BAB II
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Sejarah Singkat Berdirinya Kota Gresik
Gresik sudah dikenal sejak abad ke-11 ketika tumbuh menjadi pusat perdagangan tidak saja antar pulau, tetapi sudah meluas keberbagai Negara. Sebaga kota Bandar, Gresik banyak dikunjungi pedagang Cina, Arab, Gujarat, Kalkuta, Siam, Benggali, Campa dan lain-lain. Gresik mulai tampil menonjol dalam peraturan sejarah sejak berkembangnya agama Islam di tanah Jawa. Pembawa dan penyebar agama islam tersebut tidak lain adalah Syech Maulana Malik Ibrahim yang bersama-sama Fatimah Binti Maimun masuk ke Gresik pada awal abad ke-11.
Sejak lahir dan berkembangnya kota Gresk selain berawal dari masuknya agama Islam yang kemudian menyebar keseluruh pulau Jawa, tidak terlepas dari nama Nyai Ageng Penatih, dari janda Kaya Raya, yang juga seorang syahbandar, inilah nantinya akan kita temukan nama seseorang yang kemudian menjadi tonggak sejarah berdirinya kota Gresik.
Dia adalah seorang bayi asal Blambangan (Kabupaten Banyuwangi) yang dbuang ke laut oleh orang tuanya. Dan ditemukan oleh para pelaut anak buah Nyai Ageng Pinatih yang kemudian diberi nama Jaka Samudra. Setelah perjaka bergelar Raden Paku yang kemudian menjadi penguasa pemerintahan yang berpusat di Giri Kedaton, dari tempat inilah beliau kemudian dikenal dengan panggilan Sunan Giri. Kalau Syech Maulana Malik Ibrahim pada zamannya dianggap sebagai para penguasa, tiang para raja dan menteri, maka Sunan Giri disamping kedudukannya sebagai seorang Sunan atau Wali (penyebar agama Islam) juga dianggap sebagai Sultan/Prabu (penguasa pemerintahan)
Sunan Giri dikenal menjadi salah satu tokoh Wali Songo ini, juga dikenal dengan prabu Satmoto atau Sultan Aiun Yaqin. Tahun dimana beliau dinobatkan sebagai penguasa pemerintahan (1487 M) akhirnya dijadikan sebagai hari lahirnya kota Gresik. Beliau memerintah gresik selama 30 tahun dan dilanjutkan oleh keturunanya sampai kurang lebih 200 tahun.
Menjabat sebagai bupati yang pertama adalah Kyai Ngabehi Tumenggung Poesponegoro pada tahun 1617 saka, yang jasadnya dimakamkan di komplek makan Poesponegoro di Jalan Pahlawan Gresik, satu komplek dengan makam Syech Maulana Malik Ibrahim.
Semula kabupaten ini bernama Kabupaten Surabaya. Memasuki dilaksanakannya PP Nomor 38 Tahun 1974, seluruh kegiatan pemerintahan mulai berangsur-angsur dipindahkan ke Gresik dan namanya kemudian berganti dengan Kabupaten Daerah Tingkat II Gresik dengan pusat kegiatan di kota Gresik
Kabupaten Gresik yang merupakan sub wilayah pengembangan bagian (SWPB) tidak terlepas dari kegiatan sub wilayah pengembangan Gerbang Kertosusilo (Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo, Lamongan). Termasuk salah satu bagian dari 9 sub wilayah pengembangan Jawa Timur yang kegiatannya diarahkan pada sektor pertanian, industri, perdagangan, maritim, pendidikan dan industri wisata.
Dengan ditetapkannya Gresik sebagai bagian salah satu wilayah pengembangan Gerbangkertosusilo dan juga sebagai wilayah industri, maka kota Gresik menjadi lebih terkenal dan termashur, tidak saja di persada nusantara, tapi juga ke seluruh dunia yang di tandai denganmunculnya industri multi modern yang patut dibanggakan bangsa Indonesia
Sejak lahir dan berkembangnya kota Gresk selain berawal dari masuknya agama Islam yang kemudian menyebar keseluruh pulau Jawa, tidak terlepas dari nama Nyai Ageng Penatih, dari janda Kaya Raya, yang juga seorang syahbandar, inilah nantinya akan kita temukan nama seseorang yang kemudian menjadi tonggak sejarah berdirinya kota Gresik.
Dia adalah seorang bayi asal Blambangan (Kabupaten Banyuwangi) yang dbuang ke laut oleh orang tuanya. Dan ditemukan oleh para pelaut anak buah Nyai Ageng Pinatih yang kemudian diberi nama Jaka Samudra. Setelah perjaka bergelar Raden Paku yang kemudian menjadi penguasa pemerintahan yang berpusat di Giri Kedaton, dari tempat inilah beliau kemudian dikenal dengan panggilan Sunan Giri. Kalau Syech Maulana Malik Ibrahim pada zamannya dianggap sebagai para penguasa, tiang para raja dan menteri, maka Sunan Giri disamping kedudukannya sebagai seorang Sunan atau Wali (penyebar agama Islam) juga dianggap sebagai Sultan/Prabu (penguasa pemerintahan)
Sunan Giri dikenal menjadi salah satu tokoh Wali Songo ini, juga dikenal dengan prabu Satmoto atau Sultan Aiun Yaqin. Tahun dimana beliau dinobatkan sebagai penguasa pemerintahan (1487 M) akhirnya dijadikan sebagai hari lahirnya kota Gresik. Beliau memerintah gresik selama 30 tahun dan dilanjutkan oleh keturunanya sampai kurang lebih 200 tahun.
Menjabat sebagai bupati yang pertama adalah Kyai Ngabehi Tumenggung Poesponegoro pada tahun 1617 saka, yang jasadnya dimakamkan di komplek makan Poesponegoro di Jalan Pahlawan Gresik, satu komplek dengan makam Syech Maulana Malik Ibrahim.
Semula kabupaten ini bernama Kabupaten Surabaya. Memasuki dilaksanakannya PP Nomor 38 Tahun 1974, seluruh kegiatan pemerintahan mulai berangsur-angsur dipindahkan ke Gresik dan namanya kemudian berganti dengan Kabupaten Daerah Tingkat II Gresik dengan pusat kegiatan di kota Gresik
Kabupaten Gresik yang merupakan sub wilayah pengembangan bagian (SWPB) tidak terlepas dari kegiatan sub wilayah pengembangan Gerbang Kertosusilo (Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo, Lamongan). Termasuk salah satu bagian dari 9 sub wilayah pengembangan Jawa Timur yang kegiatannya diarahkan pada sektor pertanian, industri, perdagangan, maritim, pendidikan dan industri wisata.
Dengan ditetapkannya Gresik sebagai bagian salah satu wilayah pengembangan Gerbangkertosusilo dan juga sebagai wilayah industri, maka kota Gresik menjadi lebih terkenal dan termashur, tidak saja di persada nusantara, tapi juga ke seluruh dunia yang di tandai denganmunculnya industri multi modern yang patut dibanggakan bangsa Indonesia
2.2 Berbagai Budaya Kota Gresik
Gresik adalah sebuah kota yang tentunya memiliki beberapa budaya layaknya kota / daerah pada umumnya. Dalam kesempatan kali ini kami ingin mengangkat beberapa budaya Gresik dalam aspek sebagai berikut :
- Adat Istiadat Dalam Masyarakat
Beberapa budaya Gresik berupa tradisi-tradisi sejarah sangat menarik untuk diketahui. Berikut ini beberapa tradisi sejarah yang paling sering diperbincangkan orang sebagai wujud warisan yang patut dilestarikan.
a. Rebo Wekasan
Sebuah acara unik yang hanya ada di desa Suci kecamatan Manyar. Diadakan setiap hari rabo akhir dibulan jawa safar setiap tahunnya. Hikayahnya, pada masa sunan Giri dimusim kemarau panjang pada hari tersebut telah ditemukan sumber mata air baru.Rebo wekasan adalah sebagai wujud rasa syukur kepada Tuhan yang telah melimpahkan rahmat-Nya. Namun dalam perkembangannya sekarang, Rebo Wekasan lebih mirip perayaan Idul Fitri atau Idul Adha. Ada acara silaturahim antar kerabat atau tetangga. Banyak orang berjualan pakaian, makanan hingga mainan anak-anak. Selain warga kecamatan Manyar,masyarakat Gresik juga banyak yang berpartisipasi dalam acara ini.
b. Malem Selawe
Pada hari ke-24 malam atau menjelang hari ke-25 bulan Ramadhan, banyak peziarah kemakam sunan Giri. Mereka juga iktikaf / berdiam diri dimasjid dan memperbanyak amalan-amalan dan do'a. Disepanjang jalan ke makam sunan Giri, selain barisan panjang peziarah, jalanan dipenuhi pedagang kaki lima.
c. Pasar Bandeng
Biasanya diadakan 2 hari menjelang malam ta'biran Idul Fitri. Untuk menyambut lebaran Idul Fitri, dipasar kota Gresik dijual ikan bandeng segar yang baru diambil dari tambak. Dari ukuran sedang hingga bandeng besar. Khusus bandeng besar diberikan tempat berupa panggung guna pelelangan. Bandeng besar satu ekor beratnya bisa mencapai 10 kg lebih. Dan karena dilelang, maka harganya bisa mencapai jutaan rupiah.
d. Haul Ulama' -ulama' Besar
Dikota Gresik banyak sekali acara peringatan hari meninggalnya ulama-ulama besar. Haul ulama-ulama besar yang banyak didatangi warga antara lain haul Kyai Qomaruddin Bungah, dan haul Kanjeng Sepuh Sidayu. Dan masih banyak haul ulama-ulama lainnya.
e. Kemanten Sunan
Tradisi dimana seorang anak lelaki muslim yang telah memasuki akil/ baligh dan sudah selayaknya disunat akan diarak keliling kampung oleh masyarakat sekitar sebelum acara penyunatan dimulai.
f. Ngalap Barokah di Gunung Surowiti
Tradisi ini merupakan kepercayaan masyarakat sekitar akan adanya petilasan sunan Kali jaga di gunung tersebutyang diyakini bisa menghasilkan berkah dengan cara berziarah di petilasan tersebut serta beberapa makam sekitarnya dengan maksud-maksud tertentu seperti ingin cepat kaya mendadak (maksudnya, jangan kaya pelan-pelan), ingin memiliki kedudukan yang tinggi (maksudnya kedudukannya jangan yang sedang-sedang), atau ingin dagangannya larisdan sejenisnya. Akan tetapi dalam keberhasilan ngalap berkah di Surowiti tentu tidak ada yang bisa menjamin.
g. Gurdho
Tradisi ini berasal dari desa Lowayukecamatan Dukun berupa upacara ritual unik yang lebih dikenal dengan sebutan sedekah bumi atau bisa kita devinisikan sebagai upacara ungkapan rasa syukur kepada Tuhan yang mengaruniai hasil bumi yang melimpah. Sedekah bumi biasanya dilaksanakan pada bulan Oktober atau Nopember yaitu setelah pelaksanaan panen padi atau tegalan. Biasanya dilakukan pada malam hari berupa tahlil bersama.
h. Tuwuk Gedhang / Tuwuk Tendhang
Tradisi ini biasanya dilaksnakan dalam proses pernikahan diantaranya dapat dikenal dengan istilah “nyokot lambe” dengan dimulai oleh keluarga mempelai pria yang akan datang ke mempelai wanita . Dalam kedatangan tersebut, keluarga mempelai pria bersama sanak saudara dekat akan membawa gula dan kopi. “Mendayo” ini hanya sebagai penjajakan. Selanjutnya diikuti tahapan “Njaluk” artinya keluarga pria sudah meminang pihak wanita. Mereka biasanya membawakan seperangkat pakaian untuk mempelai wanita berupa kain jarit, kebaya, kerudung, dan membawa makanan. Diantara obrolan disaat njaluk akan muncul pertanyaan dari keluarga pria “ Eson duwe manuk, opo siro ridha menehi kurungane? “. Sebagai tatakrama pihak keluarga wanita tak langsung menjawab. Mereka denga pertemuan mbalesi beberapa hari kemudian jika mempelai wanita menyetujui, maka berangkatlah keluarganya mbalesi mendayo kerumah mempelai pria. Mereka hanya membawa makanan untuk keluarga mempelai pria. Adapun pertanyaan yang biasa diajukan oleh pihak mempelai wanita sebagai berikut“ Iki nandur jagung opo nandur pari?”.
i. Suasana Bulan Puasa
Diantara Tradisi dibulan puasa terdapat padusan yang biasa dilakukan selepas sholat Ashar menuju pemakaman umum pada tanggal 29 Sya'ban. Ada juga tradisi bur labur bat babat,berawuk-awuk, icak-icak, kue necis,dan luwo kedondong.. Ada juga dong-gling, porang, mbesali dan watu korek.
- Kuliner
a. Sego Ndesit
Meski makanan ndeso tetapi tetap ngangengin bagi yang sudah mengemarinya. Karena mesti ndesit bisa manjadi file pembuka kisah lama penggemarnya, romantisme kisah-kisah dulu.Sejak zaman nenek moyang kita, kami yakin bahwa face food ala Gresik tempo dulu yang bernama nasi Romoo dan nasi Krawu tetap ngangenin dan digemari oleh masyarakat Gresik.
b.Kue Ka'ak dan Kopi Racik Kampung Arab
Ini adalah makanan khas arab yang juga dikonsumsi orang Gresik. Kue ini konon katanya bisa dipakai sebagai obat. Nama ka'ak berasal dari orang-orang keturunan arab. Ka'ak berbentuk bulat seperti roti marie tapi agak besar. Adapun jenis penyakit yang bisa disembuhkan lantaran roti ka'ak husus nya sakit perut dan lambung.Ke-khas an roti ka'ak ini juga telah diakui pemerintah Gresik, buktinya dalam festifal makanan khas dan kerajinan. 2002 kue ini menjadi nominasi terbaik makanan khas Gresik.
c.Manisan Belimbing Wuluh
Makanan ini pertama dibawa oleh orang Giri tempo dulu, untuk mambuatnya dibutuhkan kesabaran, karena harus direndam dulu beberapa hari.Sayangnya catatan atau sejarah tentang kuliner belimbing wuluh belum ada .
d.Dari Kopi Kopyok hingga Kopi Endar
Banyak kalangan masyarakat kota Gresik menjadikan kopi sebagai cara untuk saling berinteraksi dalam suatu kumpulan. Ada ungkapan populer dikalangan masyarakat kota Gresik yang mangatakan warung adalah pusat informasi. Warung dalam artian warung kopi ini sangat diminati oleh masyarakat Gresik dari berbagai kalangan usia, hingga jenis kopi serta penyajian nya berbeda-beda. Kopi yang menjadi khas kota ini adalah kopi kopyok atau lebih kita kenal dengan istilah kopi kasar. Kopi endhas mungkin terlalu kasar untuk didengar. Tapi ini unik mengapa kog dinamakan kopi endhas....? kalau ada pembeli disuguhi kopi yang bening oleh penjual nya padahal orang Gresik sukanya kopi nasgitel ( panas legit kentel ) maka sa'at meminumnya akan terlihat bayang-bayang endhas (kepala) nya didalam cangkir. Jadi tersebutlah kopi endhas ........
e. Kolak Ayam.
Makanan ini juga disebut “sanggring” pada Gresik tenpo dulu. Diceritakan bahwa ada seorang Wali bernama Dalem yang datang didesa gumeno tepatnya di kecamatan manyar kabupaten Gresik, dulunya tempat itu berupa hutan yang terkenal angker . Tapi dengan kelebihan beliau dapat membangun sebuah masjid yang dinamakan “Jami Sunan Dalem”. Kemudian beliau memanggil seluruh penduduk sekitar untuk tinggal ditempat itu yang sudah menjadi sebuah desa. Waktu berlalu..... suatu sa'at sunan Dalem sakit, sudah berapa kali berobat tapi belum juga sembuh, hingga akhirnya sunan Dalem memerintah para penduduk untuk membawakan ayam jago ke Masjid, kemudian ayam itu dipotong oleh kaum Laki-laki, sementara para Perempuan sibuk membuat racikan Bumbu. Lalu ayam damasak memakai kudi diatas kayu bakar, sambil menunggu matang Sunan Dalem menyuruh penduduk untuk pulang, karena pada waktu itu bertepatan pada bulan puasa, setelah waktu berbuka mereka datang kembali untuk berbuka puasa. Dengan kuasa Allah sunan Dalem akhirnya sembuh dan beliau tetap berpesan pada para penduduknya bahwa kesembuhan tetap karna Allah,dan supaya peristiwa itu ditradisikan karena bertepatan dengan tanggal 23 atau malem 24. juga disebut malem patlikuran. Dan sampai sa'at ini tradisi itu dilestarikan bukan hanya orang Gumeno tapi orang-orang disekitarnya juga berdatangan dan mengikuti serta mencicipi nya ........
- Kesenian
Kesenian yang terdapat di Kota Gresik meliputi :
a.Wayang Boemi ( Bumi )
Kesenian ini berawal dari daerah Lumpur, Menurut nara sumber yaitu bapak Abdul Qodir, bapak Nur Hasim bin Ngaidi, bapak Abu Sulaiman dan bapak Ridwan. Wayang Bumi ini ada karena buyut Polem berkata dari ulur-ulur yang menjelma menjadi manusia datang menemui seseorang dan menyuruh penduduk untuk mengadakan Wayang Bumi dengan maksud mengenang Sindujoyo, Maka terjadilah Wayang bumi. Menurut cerita penduduk setempat acara Wayang Bumi tersebut berisi pementasan Wayang Kulit, orang jualan, orang tanda'an dan lain-lain. Akan tetapi acara tersebut dinilai banyak maksiatnya karena dalam permainan tandak di iringi dengan mabuk-mabukan maka sedikit demi sedikit atas saran ulama' diganti dengan haul yang dilaksanakan setiap tahun atau bulan Hijriah. Dan di isi dengan yasinan,manaqib,hotmil Al Qur an dan Lain-lain..
b.Tembang Dolanan
Mungkin ada baiknya apabila kita mengenang masa kecil nenek moyang kita yang biasa melakukan Beberapa permainan konon permainan itu dibawakan oleh Sunan Giri misalnya permainan ,Jelungan,Bendi Gerit, Ilir-ilir,Jor,Bula Ganti, Tublak-tublak Suweng dan Lain-lain. Permainan ini sangat digemari pada zaman itu karena disetiap jenis permainan terdapat tembang-tembang yang berisi syair sangat menarik.
c. Pengrajin Emas
Dalam buku Enyclopedia Van Nederlandsch Indie, Jilid I Terbitan 1917, Tulisan Martinus Nijhoff disebutkan bahwa mata pencarian penduduk pribumi Gresik disamping berdagang jaga membuat perhiasan emas dan perak. Daerah yang masih menekuni kerajinan emas dan perak tersebut adalah desa Giri terutama disekitar Giri Kedaton atau kita bisa datang ke desa Kelangon dan Sido Mukti di kecamatan Kebomas.
d. Pengerajin Perahu Pinisi
Ada kalangan masyarakat menyebut perahu dengan istilah “Getek” Gresik dulu menyebut dengan nama Baheto. Sebutan Bahito ini sampai sekarang masih dipakai nelayan-nelayan Gresik, Sidayu, Ujung Pangkah dan Panceng.
e. Damar Kurung
Adalah salah satu aset budaya Gresik. Mas Mundarilah seorang pelukis yang membuat lukisan untuk damar kurung sehingga menjadi ciri khas kota Gresik.Damar kurung ini berasal dari Bhs.Jawa. Dimana Damar: Lampu Kurung : Tutup/ Kurung lampu. Jadi damar kurung adalah kertas yang dilukis, kemudian dibentuk kotak dengan kayu atau bambu. Kotak ini berfungsi untuk tutup lampu. Kegunaannya sama seperti lampion-lampion Cina. Budaya di Gresik Beberapa adalah perpaduan Cina, Jawa dan Belanda.
2.3 Bukti Sejarah
Beberapa peninggalan sejarah kebudayaan kota Gresik dapat kita lihat di berbagai suduk kota ini misalnya :
a. Mangkok Fatimah binti Maimun
b. Keris Kolo Munyeng
c. Napaktilas Kedaton
d. Patung Dwarapala di Mojopura wetan
e. Kampung wisata dan gedung-gedung kuno
f. Prasasti Karang Bogem
g. Aksara pegon dan angka abjad Arab pada makam kanjeng kyai Adipati Arjonegoro
h. Makam para Wali-wali
2. 4 Kota Gresik dan Budaya Santri
Gresik tidak ubahnya sebuah museum atau tempat penyimpanan artefak Islam semata. Gresik tidak lebih dari sekadar tempat bersemayamnya jasad para waliyullah. Dengan kata lain, seiring dengan wafatnya para waliyullah, perlahan namun pasti redup pula pancaran nilai-nilai Islam dari bumi Gresik.
Sangat lama Kota Gresik menyandang predikat “Kota Santri”. Entah apa alasannya, sehingga Gresik layak disebut Kota Santri. Apakah karena Gresik dulu merupakan salah satu pintu gerbang masuknya Islam di Jawa Timur, atau karena penghasil kopiah (songkok) yang kerap dijadikan identitas kaum muslim, atau karena Gresik memiliki koleksi makam para auliya (waliyullah) paling banyak ?
Dengan memperhatikan posisi geografis sebagian wilayah Gresik, yang terbentang sepanjang pesisir pantai (Panceng, Sedayu, Bunga, Manyar dan Gresik), tidak dipungkiri, Gresik pernah memiliki peran strategis terkait masuk dan berkembangnya Islam di Pulau Jawa. Paling tidak, banyaknya makam para auliya dan para kerabatnya. Daerah itu, minimal pernah menjadi tempat bermukim para penyebar agama Islam di Jawa.
Sebagaimana banyak sejarah mencatat, para penyebar agama Islam di Indonesia bukan mubaligh (penyebar agama) murni. Sebagian besar justru kaum pedagang dan sekaligus sebagai mubaligh. Tidak berlebihan bila kehadiran mereka relatif lebih mudah diterima oleh masyarakat.
Meski demikian, mereka bukanlah pribadi yang berwatak materialis-kapitalisme. Status mereka sebagai pedagang sekaligus berfungsi sebagai sarana dakwah yang efektif. Keberadaan para waliyullah di Gresik itu tidak semata-mata mengajarkan Islam secara normatif.
Meski demikian, mereka bukanlah pribadi yang berwatak materialis-kapitalisme. Status mereka sebagai pedagang sekaligus berfungsi sebagai sarana dakwah yang efektif. Keberadaan para waliyullah di Gresik itu tidak semata-mata mengajarkan Islam secara normatif.
Lebih dari sekadar mengajarkan agama (Islam) secara formalis-simbolik, para waliyullah berkemauan keras menata masyarakat Gresik untuk menjadi masyarakat yang memiliki budaya agamis yang tinggi. Jadi, Sejarah Gresik sebagai kota kaum santri seirama dengan perjalanan panjang para pemuka Islam itu.
Identitas Santri Seiring berjalannya waktu, Gresik tidak ubahnya sebuah museum atau tempat penyimpanan artefak Islam semata. Gresik tidak lebih dari sekadar tempat bersemayamnya jasad para waliyullah. Misalnya Maulana Malik Ibrahim, Gunan Giri, Nyai Ageng Pinatih, Sunan Prapen dan sebagainya. Dengan kata lain, seiring dengan wafatnya para waliyullah, perlahan namun pasti redup pula pancaran nilai-nilai Islam dari bumi Gresik.
Penghargaan terhadap para waliyullah, hampir-hampir telah sirna. Yang tersisa hanyalah penghargaan-penghargaan simbolik yang kering makna, diantaranya : khaul, ziarah wali dan sejenisnya yang mewujud dalam tradisi “meruwat makam”.
Penghargaan terhadap para waliyullah, hampir-hampir telah sirna. Yang tersisa hanyalah penghargaan-penghargaan simbolik yang kering makna, diantaranya : khaul, ziarah wali dan sejenisnya yang mewujud dalam tradisi “meruwat makam”.
Sedangkan untuk membangun tradisi “meruwat ajaran waliyullah” tersebut hampir-hampir turut terkubur bersama jasad para wali itu sendiri. Keteladanan akhlak waliyullah yang kemudian mampu mengantarkan Gresik sebagai Kota Santri justru tidak berbekas.
Ironisnya, meski budaya santri telah benar-benar terkubur dalam “gudang sejarah”, predikat Kota Santri tetap dibangga-banggakan. Mengesankan bahwa kebanggaan terhadap predikat tersebut tidak identik dengan kepahamannya. Bukankah secara sosiologis istilah ’santri’ merupakan produk kultural yang memiliki arti “masyarakat agamis”.
Semestinya pencitraan masyarakat Gresik sebagai ‘masyarakat santri’ terkait erat dengan moralitas masyarakat Muslim. Baik dalam moralitas berpolitik, sosial, ekonomi maupun budaya. Perkembangan perilaku kaum muda di Gresik saat ini dapat dikata dalam kondisi yang sangat memprihatinkan. Norma-norma religius hampir benar-benar tercerabut dari akarnya dan bahkan sekarang berbelok arah ke pola budaya hedonis-materialis.
Kaum muda telah banyak menyingkir dari lingkungan masjid atau tempat-tempat yang selaras dengan karakteristik masyarakat santri, dan beralih ke warung remang-remang yang kian hari berkembang kian massif. Tak terkecuali mereka yang masih berstatus pelajar — dan bersekolah di sekolah yang bersimbolkan Islam.
Semestinya pencitraan masyarakat Gresik sebagai ‘masyarakat santri’ terkait erat dengan moralitas masyarakat Muslim. Baik dalam moralitas berpolitik, sosial, ekonomi maupun budaya. Perkembangan perilaku kaum muda di Gresik saat ini dapat dikata dalam kondisi yang sangat memprihatinkan. Norma-norma religius hampir benar-benar tercerabut dari akarnya dan bahkan sekarang berbelok arah ke pola budaya hedonis-materialis.
Kaum muda telah banyak menyingkir dari lingkungan masjid atau tempat-tempat yang selaras dengan karakteristik masyarakat santri, dan beralih ke warung remang-remang yang kian hari berkembang kian massif. Tak terkecuali mereka yang masih berstatus pelajar — dan bersekolah di sekolah yang bersimbolkan Islam.
Menemukan kerumunan anak-anak muda (dan pelajar) di warung-warung mesum yang berkedok “warung kopi”, bukanlah hal yang sulit, baik siang ataupun malam hari. Warung-warung yang tersebar mulai dari wilayah Panceng (Gresik Utara) sampai Balongpanggang (Gresik selatan) itu merupakan fenomena lain dari Gresik. Maka bukan hal yang aneh lagi bila pengidap virus HIV/AIDS di Gresik juga tergolong tinggi.
Menjamurnya praktik prostitusi, yang melibatkan kalangan remaja-remaja di bawah umur , dengan kedok warung kopi itu, merupakan indikator bahwa degradasi moral dikalangan kaum muda Gresik sudah berada dalam tahapan yang sangat akut.
Tanggungjawab BersamaApakah kondisi riil kaum muda ini sebagai konsekuensi logis dari Gresik yang juga menyandang status sebagai kota industri? Belum lagi dengan perilaku politisi yang kerapkali jauh dari nilai-nilai religius dalam usaha untuk mewujudkan ambisi politiknya.
Semua mencerminkan bahwa kerusakan mentalitas religius tidak hanya menjangkiti generasi tertentu dan wilayah tertentu saja. Penyebaran penyakit hedonis-materialisme, yang salah satu cirinya menghalalkan segala cara, sudah mewabah.
Terkait dengan identitas budaya, masyarakat Gresik sejatnya dihadapkan pada dua tantangan identitas, yaitu “kota santri” dan sekaligus “kota industri”. Masalahnya, haruslah budaya santri yang sarat dengan nilai-nilai luhur itu harus menjadi tumbal ambisi-ambisi industrial. Atau sebaliknya, mempertahankan kekuatan industrial Gresik namun bisa hidup selaras dengan nilai-nilai luhur dari pesantren.
Tampaknya, tanggungjawab utama berada di pundak seluruh masyarakat Gresik yang masih merindukan nilai-nilai Islami dalam kehidupan masyarakatnya. Sedangkan peran sentral perubahan ada ditangan para elite birokrat dan politik di Gresik. Ditangan mereka inilah, harapan dan tuntutan masyarakat bisa diwujudkan atau bahkan dikuburkan.Selamat HUT Ke-522 Kota Gresik
BAB III
3. 1 PENUTUP
Kota Gresik merupakan kota kecil. Tapi Gresik adalah kota tua yang menyimpan segudang peninggalan bersejarah dan budaya yang tersebar di beberapa wilayah. Sangat disayangkan jika berbagai hal menarik yang bisa diungkap tersebut hanya menjadi rahasia yang tak diketahui banyak orang. Demikian, penjabaran yang dapat kami berikan sekilas tentang sejarah serta kebudayaan kota Gresik. Dan apabila terdapat suatu kekurangan dalam segi penyampaian atau nama tokoh serta kota, kami sebagai manusia biasa yang juga masih tahap penambahan wawasan, mohon maaf .
Kami selaku penyusun mengharap kritik dan saran dari para pembaca sehingga sempurnalah meski tak akan pernah bisa sempurna penyusunan sejarah dan kebudayaan Gresik ini.
Semoga makalah ini dapat menggugah jiwa pemuda-pemudi kota Gresik agar tetap melestarikan energi positif dari warisan budaya kota Gresik. Terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA
Dukut Imam Widodo dkk.2004,Grissee Tempo Doeloe,Penerbit : Pemerintah Kabupaten Gresik
http://dewankeseniangresik.blogspot.com/2009/03/kota-gresik-dan-budaya-santri.html
Buku Potensi Pariwisata dan Produk Unggulan jawa timur.2009
Kota Gresik: Sebuah Perspektif Sejarah dan Hari Jadi. Pemerintah Daerah Tingkat II Kabupaten Gresik. 1991